masukkan script iklan disini
REPETISI.NET - SUMENEP - Minggu (7/9) menulis cerita tentang puluhan ribu warga tumpah ruah mengikuti Jalan-Jalan Sehat (JJS) di Desa Pangarangan, Sumenep.
Acara itu diinisiasi Pemerintah Desa Pangarangan bersama Spectra Komputer dan Gadget. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, hadir melepas ribuan peserta sekaligus ikut berjalan bersama masyarakat lintas usia, dari anak-anak hingga orang tua.
“Jalan santai bukan hanya ajang rekreasi, tetapi juga bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya menjaga kesehatan,” kata Bupati di sela-sela kegiatannya. Kehadirannya dianggap sebagai salah satu faktor menambah semarak lalu acara diklaim penuh antusiasme.
Namun di balik klaim itu, muncul pertanyaan: apakah benar masyarakat antusias karena kesadaran hidup sehat, atau karena kehadiran Bupati, atau sekadar tergiur hadiah?
Tim repetisi net mencoba mendekati seorang peserta dan menanyainya, dan dia secara blak-blakan mengaku hadir bukan karena Bupati, apalagi karena ingin sehat.
“Jalan santai bukan hanya ajang rekreasi, tetapi juga bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya menjaga kesehatan,” kata Bupati di sela-sela kegiatannya. Kehadirannya dianggap sebagai salah satu faktor menambah semarak lalu acara diklaim penuh antusiasme.
Namun di balik klaim itu, muncul pertanyaan: apakah benar masyarakat antusias karena kesadaran hidup sehat, atau karena kehadiran Bupati, atau sekadar tergiur hadiah?
Tim repetisi net mencoba mendekati seorang peserta dan menanyainya, dan dia secara blak-blakan mengaku hadir bukan karena Bupati, apalagi karena ingin sehat.
“Tidak ada Bupati pun tidak ngaruh, Mbak. Saya ikutan karena hadiahnya menggiurkan,” ujarnya.
Pernyataan itu selaras dengan strategi panitia. Ketua pelaksana, Abd. Kadir Al-Mahdaly, menyatakan pihaknya memang menyediakan doorprize besar.
“Kami menyediakan dua unit sepeda motor, lima sepeda listrik, dan sejumlah hadiah hiburan lainnya,” katanya. Hadiah-hadiah itu diyakini menjadi daya tarik utama warga untuk berbondong-bondong hadir.
Di sisi lain, ada warga yang sama sekali tidak peduli dengan acara semacam ini, meski hadiah bernilai tinggi.
“Buat apa ikutan acara macam gituan. Lebih baik waktu saya gunakan bekerja, cari nafkah buat keluarga saya. JJS kan cuma jalan kaki, cuma kaki yang bekerja. Kalau di pekerjaan, semua anggota tubuh saya bekerja, bergerak. Itu lebih sehat. Kalau Bupati kan memang tidak banyak gerak, jadi wajarlah kalau bilang JJS itu menyehatkan,” kata seorang bapak paruh baya sambil langkah terburu-buru berjalan di sisi jalan.
Kritik lain datang dari warga yang lain, dan menilai JJS justru tidak bermanfaat ketika hanya dilakukan di kawasan perkotaan.
“Saya bukan tidak senang ikut JJS. Tapi kalau cuma jalan di daerah perkotaan, tidak ada manfaatnya. Bikin macet jalan saja. Mending Bupati JJS ke jalan pedesaan yang jauh dari perkotaan, lihat kondisi masyarakatnya yang ada di sana. Apa ada yang kurang? Gitu. Itu lebih sehat,” ucapnya.
Meski beragam suara itu muncul, Bupati Fauzi tetap menegaskan bahwa JJS memiliki nilai strategis.
Meski beragam suara itu muncul, Bupati Fauzi tetap menegaskan bahwa JJS memiliki nilai strategis.
Menurutnya, olahraga sederhana ini bisa membangun kebiasaan sehat di masyarakat.
“Meskipun jalan santai adalah olahraga sederhana, tetapi dampaknya besar untuk kesehatan, sehingga bisa menjadi budaya gaya hidup sehat di masyarakat,” ujarnya.
Fauzi juga menyebut kegiatan semacam ini penting untuk memperkuat hubungan sosial. “JJS bukan sekadar olahraga, tetapi momentum untuk menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang dalam suasana yang penuh keakraban,” kata dia.
Tetapi kritik belum berhenti. Seorang warga yang lain berpendapat bahwa persatuan masyarakat bukan dibangun lewat jalan santai, melainkan lewat kesejahteraan.
“Menyatukan masyarakat itu bukan dengan jalan santai, buat hidup mereka sejahtera. Tanpa disuruh pun mereka bersatu. Tanpa hadiah pun mereka pasti bersatu. Kalau sudah sejahtera, mereka bisa meluangkan waktu untuk JJS. Kalau belum, ya mereka harus berjuang sendiri, dan JJS..., pasti tidak ada dalam otak mereka,” ujarnya.
Di balik gegap gempita dan hadiah yang menggiurkan, Jalan-Jalan Sehat Spectra di Sumenep memperlihatkan wajah ganda.
Fauzi juga menyebut kegiatan semacam ini penting untuk memperkuat hubungan sosial. “JJS bukan sekadar olahraga, tetapi momentum untuk menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang dalam suasana yang penuh keakraban,” kata dia.
Tetapi kritik belum berhenti. Seorang warga yang lain berpendapat bahwa persatuan masyarakat bukan dibangun lewat jalan santai, melainkan lewat kesejahteraan.
“Menyatukan masyarakat itu bukan dengan jalan santai, buat hidup mereka sejahtera. Tanpa disuruh pun mereka bersatu. Tanpa hadiah pun mereka pasti bersatu. Kalau sudah sejahtera, mereka bisa meluangkan waktu untuk JJS. Kalau belum, ya mereka harus berjuang sendiri, dan JJS..., pasti tidak ada dalam otak mereka,” ujarnya.
Di balik gegap gempita dan hadiah yang menggiurkan, Jalan-Jalan Sehat Spectra di Sumenep memperlihatkan wajah ganda.
Bagi sebagian orang, acara ini menjadi ruang rekreasi sekaligus hiburan. Namun bagi yang lain, antusiasme itu hanyalah semu, sebab lebih didorong oleh hadiah ketimbang kesadaran hidup sehat.
(*)