masukkan script iklan disini
REPETISI.NET - Inflasi di Sumenep belakangan ini mirip roller coaster: naik-turun tanpa aba-aba. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun menaruh perhatian serius. Ia tak ingin angka kemiskinan makin melonjak hanya gara-gara nasi di piring masyarakat lebih mahal dari isi dompetnya.
“Inflasi Sumenep ini ‘up and down’. Ini perlu diperhatikan. Saya kemarin rakor dengan Menko Pangan minta supaya Bulog distribusikan beras SPHP lebih banyak lagi,” kata Khofifah.
Menurutnya, pasar saat ini masih dikuasai beras premium. Padahal, daya beli masyarakat sebenarnya hanya kuat untuk beras medium seperti SPHP. “Kalau ini dibiarkan, otomatis masyarakat akhirnya membeli beras premium, meski sebenarnya kemampuan ekonominya untuk beras medium,” ujarnya.
Khofifah menegaskan stok SPHP perlu digelontorkan lebih banyak agar inflasi bisa dikendalikan. Ia menilai distribusi yang lancar dan ketersediaan bahan pokok yang terjaga akan membuat daya beli masyarakat tetap stabil.
“Ini pengaruhnya ke survei BPS. Tanggal 1 September, BPS akan turun menanyakan, seminggu kemarin makan apa, lauknya apa? Kalau mereka mengkonsumsi makanan di atas kemampuan ekonominya, maka ini pengaruhnya ke besaran angka kemiskinan,” paparnya.
Karena itu, ia meminta pemerintah daerah aktif mengecek stok bahan pokok, tak hanya di pasar modern, tapi juga di pasar tradisional. Langkah lain yang dianggap penting adalah menggelar pasar murah.
“Pasar Murah ini salah satu cara mendekatkan daya jangkau masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Bisa dilihat dari harga jual bahan pokok yang jauh di bawah harga pasar,” tandasnya.
Inflasi boleh naik-turun, tapi Khofifah tak mau warganya ikut terombang-ambing hanya gara-gara harga beras.
(*)